Dsini ….
Dtempat ini..
Tak pernah
trpikirkan oleh ku atau pun diri mu..
Entah sejak
kapan..
Harapan itu
ada….perasaan mu ataupun perasaan ku …
Aku ada
dalam gerimis hujan…
Aku ada
dalam rasa lapar mu…
Aku ada dalam rasa lelah mu…
Dan aku
mengikat mu dengan doa…. Doa ku…. Dalam Ar-Rahman ku…
Hanya ridho-NYa
yang kita cari..
Maka.....
Maka.....
Kini kita
bekerja dalam doa….doa mu …. Doa ku…
Cemas,..takut
mungkin itu wajar adanya,…tapi kau memngingatkan ku…adalah Allah seharusnya tempat
mengembalikan semuanya..
Ketika ada
ragu… lalu kau bilang..tinggalkan lah yang ragu karena itu dari setan…
Sebukit Doa….
Itu yang kau bawakan untuk ku…
doa....kita bekerja dalam doa...
doa....kita bekerja dalam doa...
Kita memang
orang2 yang berbeda..
Kita punya
adap dan aturan2…
Yang harus
dijalankan,..maka ketika ada banyak hal yang belum bisa dipenuhi saat ini….
Kita lebih memilih kembali dalam diam…
Kita
kebalikan pada Nya..
Bukan membuangnya
tapi menjaganya dengan cara Allah karena ini adalah anugrah bukan musibah…
Ini fitrah setiap manusia,..
Ar-Rahman
ku janjikan untuk mu yang sholeh…. Untuk mu yang tidak sederhana… untuk mu
anugrah terindah dari Allah…
jangan salahkan sastraku yang hanya bagian naluri | salahkanlah kerinduan yang mengubah setiap kata jadi puisi
BalasHapussaat berjumpa diujung lidah mungkin hanya ada diam | namun larik puisi jadi saksi penantian malam
kepada untaian kata kutitipkan sedikit asa | sebab lewat lisan aku tiada kuasa
rasa yang belum pantas diucap biarlah dipendam dalam-dalam | atau adukan saja pada Allah lewat doa diam-diam (ust.Felix)