Minggu, 08 Januari 2012

KLINIK SANITASI


1.    Pendahuluan
Pembangunan kesehatan bertujuan meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Derajat kesehatan merupakan faktor yang sangat berpengaruh pada kualitas sumberdaya manusia.
Menurut H.L Blum (1974) derajat kesehatan dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu lingkungan, perilaku pelayanan kesehan dan keturunan. Pengaruh yang sangat besar adalah keadaan lingkungan yang tidak memenuhi persyaratan kesehatan dan perilaku masyarakat yang merugikan kesehatan, baik masyarakat di pedesaan maupun di perkotaan yang disebabkan karena kurangnya pengetahuan dan kemampuan masyarakat di bidang kesehatan, ekonomi maupun teknologi.
Masalah kesehatan yang berbasis lingkungan disebabkan oleh kondisi lingkungan yang tidak memadai, baik kualitas maupun kuantitasnya serta perilaku hidup bersih dan sehat yang masih rendah yang mengakibatkan timbulnya penyakit-penyakit seperti diare, ISPA, malaria, DBD, TB paru penyakit kulit, kecacingan, keracunan makanan dan lainya yang merupakan 10 besar penyakit di puskesmas dan merupakan pola penyakit utama di Indonesia.
Klinik sanitasi merupakan suatu wahana untuk mengatasi masalah kesehatan masyarakat melalui upaya terintegrasi antara kesehatan lingkungan pemberantasan penyakit dengan bimbingan, penyuluhan, dan bantuan teknis dari petugas Puskesmas. Klinik Sanitasi bukan sebagai unit pelayanan yang berdiri sendiri, tetapi sebagai bagian intergral dari kegiatan Puskesmas, bekerjasama dengan program yang lain dari sektor terkait di wilayah kerja Puskesmas.
Mahasiswa DIII kesehatan lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta semester V telah dibekali berbagai macam ilmu yang berkaitan dengan penilaian terhadap faktor risiko lingkungan terhadap kejadian penyakit dan upaya penanganan penyakit berbasis lingkungan serta memberdayakan masyarakat agar dapat melakukan upaya pencegahan penyakit.
2.    Tujuan
a.    Umum
Mahasiswa mampu menganalisis faktor risiko lingkungan perumahan yang berhubungan dengan penyakit - penyakit yang berbasis lingkungan dan mampu melakukan intervensi terhadap permasalahan yang ditemukan.
b.    Khusus
1)    Mahasiswa mampu bekerja sama dengan para medis menangani penyakit-penyakit yang berbasis lingkungan di masyarakat.
2)    Mahasiswa mampu menganalisis faktor risiko yang berkaitan dengan penyakit yang diderita pasien di puskesmas
3)    Mahasiswa mampu melaksanakan konseling pasien di puskesmas.
4)    Mahasiswa mampu menganalisis faktor risiko lingkungan rumah yang berhubungan dengan penyakit pasien.
5)    Mahasiswa mampu memberdayakan mayarakat dalam menghadapi permasalahan kesehatan lingkungan.
6)    Mahasiswa mampu menjadi konsultan terhadap permasalahan-permasalahan lingkungan yang dihadapi masyarakat.
7)    Mahasiswa mampu menyusun laporan klinik sanitasi

3.    Manfaat
a.    Bagi masyarakat
Bagi masyarakat terutama adalah pasien atau klien klinik sanitasi dapat digunakan digunakan sebagai pelayanan untuk memperoleh informasi tentang masalah kesehatan dan penyakit yang bebasis lingkungan, membantu mengatasi masalah tentang masalah kesehatan lingkungan dengan memberikan beberapa alternatif dan masukan masukan guna pemecahan masalah kesehatan yang dihadapi terutama adalah masalah penyakit yang berbasis lingkungan.
b.    Bagi puskesmas
Bagi puskesmas praktik klinik sanitasi dapat diupayakan dalam penambahan program dalam mengatasi masalah di masyarakat terutama adalah masalah penyakit yang berbasis lingkungan dan masalah berbasis lingkungan lainnya serta sebagai salah satu layanan masyarakat di puskesmas yang mengintegrasikan antara upaya kuratif, promotif dan preventif yang berperan sebagai pusat informasi, pusat rujukan dan fasilitator di bidang kesehatan lingkungan dan penyakit yang berbasis lingkungan demi meningkatkan derajat kesehatan masyarakat
c.    Bagi mahaiswa
Bagi mahasiswa yang melaksanakan klinik sanitasi dapat digunakan untuk menambah pengalaman secara langsung di lapangan (dimasyarakat) dari ilmu yang didapat. Selain itu, mahasiswa dapat mengetahui secara langsung tentang penyakit yang berbasis lingkungan dan masalah kesehatan lainnya di puskesmas sehingga mahasiswa dituntut untuk dapat bekerjasama dengan dokter, para medis dalam menangani penyakit tersebut, mampu menganalisis faktor risiko, mampu menjadi konultan di puskesmas, mampu memberdayakan masyarakat dalam menghadapi masalah kesehatan masyarakat serta permasalahan-permasalahan kesehatan lainnya.




KOMPOS

Kompos adalah Pupuk dari bahan-bahan organik. Bahan organic adalah bahan-bahan yang mudah terurai oleh mikroorganisme. Pembuatan kompos memerlukan waktu 4-5 bulan jika dilakukan secara alami .
Hal-hal yang mempengaruhi dalam pembuatan kompos :
1.       Pemotongan bahan, panjang bahan 2-7 cm atau 2-5 cm karena jika terlalu kecil maka akan terlalu pada sehingga 02 tidak dapat masuk.
2.       Pencampuran atau pengadukan
3.       Penambahan Inokulan
4.       Kelembaban,55 % - 60 %, jika terlalu kering mikrokroorganisme pengurai akan mati
5.       Suhu, 45 %- 55 %
6.       pH,Mikroorganisme akan bekerja dengan baik pada pH 7,5-8,5
7.       Oksigen (02)
Ciri-ciri kompos kualitas bail :
a.       Warna coklat menyerupai tanah
b.      Tidak menunjukan bentuk semula (bentuk asli)
c.       Volume menyusut jadi spertiga volume awal
d.      Bau menyerupai bau tanah atau tidak berbau
e.      pH normal 5,5-7
f.        C/N ratio kompos 10-20 , C/N ratio bahan 35-50
g.       Suhu stabil 50 -550C, karena terjadi pemisahan unsur nitrogen.
CARA PEMBUATAN KOMPOS
A.      Alat dan Bahan
1.       Alat
No.
Nama dan spesifikasi bahan
jumlah
1.
Sampah organik dedaunan dan sisa makanan
9000 gram
2.
Kotoran sapi kering / kompos
900 gram
3.
Kapur tohor
90 gram
4.
Air
750 ml

2.       Bahan
No.
Nama da spesifikasi alat
Jumlah
1.
Komposter ( ember platik volume 40 lt)
3 buah
2.
Pisau
3 buah
3.
Balok kayu untuk als pemotong sampah
3 buah
4.
Plastik transparan
3 m2
5.
Pipa PVC ¼ inchi panjang @ 1,5 m
3 buah
6.
Tali raffia panjang @ 3 m
3 buah

B.      Posedur kerja
1.       Lakukan pemotongan sampah organik dengan ukuran antara 2,5-2,7 cm sebanyak 3000 gr
2.       Masukkan sampah yang sudah dipotong-potong ke dalam komposter sebanyak 3000 gr
3.       Perciki sampah dengan 250 ml air
4.       Taburkan dengan merata di atas sampah kotoran sapi kering/ kompos sebanyak 300 gr
5.       Taburkan dengan merata kapur tohor sebanyak 100 gr
6.       Masukkan pipa PVC dengan cara menancapkan ke dalam sampah secara tegaklurus
7.       Tutuplah komposter dengan plastic transparanyang diberi lobang-lobang di tengah-tengahnya dengan luas samadenga luas alas pipi PVC
8.       Lakukan pengadukan / pembalikan 1 minggu sekali
9.       Panen kompos
10.   Keringkan kompos dengan cara mengangin-anginkan
11.   Lakukan penyaringan dan pengemasan
12.   Kompos siap digunakan..

Sabtu, 07 Januari 2012

PEMBERDAYAAN MASYRAKAT


BAB I
PENDAHULUAN

A.        LATAR BELAKANG
Kondisi kesehatan lingkungan di seluruh Indonesia terutama di daerah padat penduduk dewasa ini masih menjadi permasalahan yang perlu mendapat perhatian lebih intensif, karena kondisi lingkungan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat, khususnya anak-anak. Penyakit yang menyerang kalangan anak-anak didominasi oleh penyakit-penyakit menular seperti ISPA, Diare, Kecacingan dan parasit serta penyakit yang ditularkan dengan perantaraan serangga, seperti nyamuk Aedes aegypti membawa virus yang menyebabkan penyakit Demam Berdarah, nyamuk Anopheles membawa protozoa yang mengakibatkan penyakit malaria. Hal tersebut masih menjadi ancaman penduduk yang berada di daerah endemis. Sekarang ini kendati angka kematian bayi dan balita telah turun, tetapi hasil pembangunan di bidang kesehatan masih belum mampu menurunkan angka kesakitan anak-anak Indonesia terutama dari risiko penularan penyakit-penyakit menular. Secara epidemiologis, penyebaran penyakit yang berbasis lingkungan masih tinggi, seperti penyakit ISPA, TB paru dan penyakit lainnya yang disebabkan oleh buruknya sanitasi lingkungan.
Masalah kesehatan lingkungan tidak hanya terbatas karena faktor sosial ekonomi yang lemah. Kelompok sosial ekonomi yang kuat juga mempunyai masalah dalam menciptakan lingkungan yang sehat terutama bagi anak-anak. Untuk mewujudkan lingkungan yang sehat terutama bagi anak-anak, WHO (World Health Organization) dalam memperingati Hari Kesehatan sedunia, mengambil tema lingkungan bagi anak-anak. WHO menetapkan enam masalah utama yang menjadi prioritas, yaitu rendahnya tingkat keamanan pasokan air bagi kebutuhan rumah tangga, tingkat kebersihan dan sanitasi yang rendah, masalah polusi udara, penyakit menular melalui udara, masalah bahan-bahan kimia, serta masalah kecelakaan yang biasa menimpa anak-anak di lingkungan mereka.
Dari enam masalah yang diprioritaskan oleh WHO, beberapa diantaranya masih dirasakan oleh dusun Z, antara lain penyakit V, W, X, dan sebagainya. Data dari Puskesmas Pakualaman, menunjukan bahwa masalah penyakit X masih mendominasi di setiap dusun dalam wilayah kerja Puskesmas Pakualaman. Keadaan tersebut mungkin disebabkan karena kurangnya kesadaran masyarakat untuk menjaga kesehatan pribadi dan lingkungan, serta ketidakmampuan masyarakat untuk menciptakan kondisi lingkungan yang sehat karena sosial ekonomi.
Dalam rangka mewujudkan peran professional ahli kesehatan, maka upaya pengembangan tenaga kesehatan diarahkan pada sektor publik dan sektor swasta secara terpadu. Praktik Pemberdayaan Masyarakat merupakan pengalaman IPTEK yang sudah dipelajari, menuntun mahasiswa kepada pola kerja interdisiplin dan terpadu yang dilandasi upaya penanggulangan masalah kesehatan yang ada masyarakat. Pemberdayaan masyarakat memberikan penekanan pada prosedur demokrasi, kerjasama sukarela, menolong diri sendiri pengembangan kepemimpinan lokal dan pendidikan.
Kegiatan pemberdayaan masyarakat berorientasi pada masalah kesehatan yang berbasis lingkungan, karena lingkungan merupakan salah satu penyebab utama penyakit. Pemberdayaan masyarakat dilakukan pendekatan terhadap masyarakat dengan cara mengadakan pelatihan  terhadap kader desa. Metode pendekatan dalam pelatihan tersebut menggunakan pendekatan coorporative self-help karena diharapkan dengan pendekatan ini masyarakat mampu memecahkan masalah kesehatan yang berbasis lingkungan secara mandiri. Pada metode ini, masyarakat dapat berpartisipasi aktif untuk mengeluarkan pendapat tentang masalah yang dihadapi, sedangkan pihak luar hanya membantu memecahkan suatu masalah. Maka dalam hal ini pemberdayaan masyarakat merupakan salah satu upaya untuk menanamkan kesadaran masyarakat dalam melakukan perbaikan- perbaikan kesehatan lingkungan.
         Informasi yang kami dapat dari data Puskesmas Pakualaman bahwa penderita penyakit X berjumlah Y dalam 3 bulan terahkir ini. Data tersebut dilanjutkan dengan survey pendahuluan yang dilaksanakan selama Praktik pemberdayaan masyarakat di dusun Z.
            Dengan adanya kasus penyakit berbasis lingkungan di daerah tersebut, maka mahasiswa Politeknik Kesehatan Yogyakarta melakukan kegiatan Pemberdayaan Masyarakat agar jumlah penyakit berbasis lingkungan tersebut dapat diminimalisir. Selain itu, diharapkan masyarakat dapat lebih peduli dan memperhatikan kesehatan lingkungan di sekitarnya.

B.       TUJUAN
1.         Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan pemberdayaan masyarakat bidang kesehatan lingkungan di RW 1 kelurahan Purwokinanti secara sistematis, terencana dan mampu menyusun laporan hasil pemberdayaan masyarakat yang telah dilakukan.
2.         Tujuan Khusus
a.        Mampu mendapatkan 10 penyakit terbanyak di Puskesmas dalam kurun waktu 3 bulan terakhir. Mahasiswa mampu memaparkan masalah kesehatan masyarakat (10 penyakit terbanyak) kepada masyarakat (L1), sehingga mahasiswa dapat mengetahui permasalahan kesehatan masyarakat khususnya dalam bidang kesehatan lingkungan.
b.        Mampu mendampingi pemuka masyarakat atau kader untuk melakukan comunity self survey. Sehingga,  mampu menggali kebutuhan  masyarakat (pengetahuan dan ketrampilan) untuk menyelesaikan masalah atau prioritas mereka sendiri (L2).
c.         Mampu melaksanakan pelatihan dengan materi terkait masalah prioritas sebagai salah satu kegiatan (L3), sehingga dapat meningkatkan pengetahuan kader dan masyarakat mengenai kesehatan lingkungan..
d.        Mampu mendampingi masyarakat dan kader dalam mendesiminasikan pengetahuan dan ketrampilannya kepada masyarakat (L4), serta memberikan keterampilan kepada kader sehingga kader dapat memberikan penyuluhan rutin kepada masyarakat..

C.       MANFAAT
a.   Bagi Masyarakat
Masyarakat mampu memecahkan masalah kesehatan secara mandiri, melakukan perbaikan kesehatan individu serta mempunyai bekal pengetahuan seputar kesehatan yang berbasis lingkungan.
b.   Bagi Kader
Bertambahnya pengetahuan dan kader dapat melakukan penyuluhan kepada anggota masyarakat tentang kesehatan khususnya kesehatan yang berbasis lingkungan
c.   Bagi Puskesmas
Puskesmas dapat mengetahui permasalahan kesehatan yang ada pada masyarakat sehingga dapat dilakukan tindakan pencegahan dan tindak lanjut.


d.   Bagi Mahasiswa
Mahasiswa mampu berinteraksi dengan masyarakat seputar kesehatan lingkungan serta mengaplikasikan teori yang diperoleh dari mata kuliah.

D.       RUANG LINGKUP
a.         Materi
Materi yang diteliti berkaitan dengan Mata Kuliah Pemberdayaan Masyarakat bidang kesehatan lingkungan seputar penyakit berbasis lingkungan.
b.         Responden
Dalam kegiatan ini responden yang dikenai observasi adalah semua masyarakat di RW 1 Kelurahan Purwokinanti.
c.         Waktu
Kegiatan akan dilakukan pada bulan Oktober – November 2011, sesuai jadwal praktik mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat.

d.         Lokasi
Lokasi kegiatan akan dilakukan di RW 1 Kelurahan  purwokinanti yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pakualaman.